Monday, January 7, 2013

City of Ashes (The Mortal Instruments #2)

BAHASA YANG PAHIT INI
Aku kenal jalan-jalanmu, kota yang manis, Aku tahu semua iblis dan malaikat yang berkerumun dan bertengger di dahan-dahanmu bagai burung. Aku kenal kau, sungai, seakan kau mengalir menembus hatiku. Aku putrimu yang pejuang. Huruf-huruf dibuat dari tubuhmu seperti mata air terbuat dari air. Bahasa-bahasa tercipta denganmu sebagai cetak biru dan saat kita lafalkan kota itu bangkit. -- Elka Cloke.

Kutipan di atas, diambil dari pembukaan buku City of Ashes. Kemarin ini saya telah membuat review buku City of Bones, jadi hari ini saya lanjutkan dengan buku kedua dari serial The Mortal Instruments.
Sebelum membaca review ini, sebaiknya kalian sudah membaca buku City of Bones sebelumnya.


Judul: City Of Ashes (The Mortal Instruments #2)
Penulis: Cassandra Clare
Penerjemah: Meda Satrio
Penerbit: Ufuk Press (Ufuk Publishing House)
Tahun Terbit: Juli 2010
Tebal: 512 Halaman

Harga: 99.900 IDR

City of Ashes merupakan buku kedua dari rangkaian seri The Mortal Instruments. Kita kembali ke dalam lika-liku kisah petualangan Clary Fray yang ternyata merupakan putri dari Valentine Morgenstern. Kenyataan itu membuat hidup Clary menjadi berbeda. Dalam waktu singkat ia harus menerima Valentine sebagai ayah kandungnya, seorang pembunuh yang menculik ibunya, dan telah menyengsarakan banyak kaum pemburu bayangan. Clary juga harus menerima kenyataan bahwa ia telah jatuh cinta kepada Jace Wayland yang ternyata adalah kakak kandungnya sendiri. Kisah cinta terlarang itu sungguh memilukan, membuat saya sendiri hampir tidak bisa melanjutkan kisah yang diungkapkan Cassandra Clare ini. Clary akhirnya tahu bahwa Luke tidak pernah mengkhianati dia dan ibunya. Luke adalah manusia serigala yang selama ini menemani Clary dan Jocelyn, dan membantu Jocelyn melindungi Clary dari dunia bayangan. (baca kisah lengkapnya di buku City of Bones ya )
City of Ashes berawal ketika Valentine menyewa seorang warlock bernama Elias untuk memanggil iblis Agramon, iblis yang merepresentasikan ketakutan terdalam seseorang yang seketika itu juga membunuh sang warlock. Valentine mempunyai piala mortal yang membuatnya memegang kekuasaan terhadap setiap iblis yang mampu dipanggilnya.

Jace mendapat kecaman hebat dari orang tua Alec dan Isabella yang selama ini membesarkannya. Mereka pun baru tahu bahwa Jace adalah putra Valentine. Kenyataan itu membuat Maryse Lightwood, ibunda Alec dan Isabella, mengusir Jace dari institut. Selama ini mereka berpikir telah membesarkan putra Michael Wayland, teman lama mereka yang terbunuh ketika melawan Valentine, namun mengetahui bahwa Jace adalah putra Valentine, menjadi pukulan berat bagi Maryse yang selama ini mencintai Jace seperti anaknya sendiri.

Sementara Clary berusaha kembali menjalani hidupnya dan tinggal di rumah Luke sementara ibunya, Jocelyn masih terbaring koma di rumah sakit. Keadaan begitu membingungkan bagi Clary untuk menata perasaannya terhadap Jace, cinta terlarang dengan kakaknya sendiri.

Inkuisitor adalah orang kepercayaan kunci yang berasal dari Idris. Ia datang ke Institut di New York untuk memeriksa orang-orang yang pernah terlibat dengan Valentine, dan Jace bukanlah pengecualian. Sang Inkuisitor menyerang Jace dengan tuduhan sebagai mata-mata Valentine dan menjebloskannya kedalam penjara di kota hening. Ketika berada di penjara bawah tanah kota hening, Jace mendengar teriakan-teriakan yang memekikan dari para “Saudara Hening”, tidak berselang lama untuk mengetahui Valentine-lah penyebab semua itu. Valentine datang ke kota hening untuk mencuri pedang jiwa, instrumen kedua dari mortal instrumen. Sementara Isabella yang cemas dengan keadaan Jace, meminta Clary dan Alec untuk bekerja sama membebaskan Jace. Mereka datang tepat pada waktunya saat Jace mulai sekarat di penjara itu. Sayangnya mereka tidak sempat merebut kembali pedang jiwa yang telah dicuri oleh Valentine. Dengan pedang jiwa, Valentine memiliki kekuasaan tak terbatas untuk memanggil semua iblis neraka dan menjadikan mereka pasukannya.

Di tengah kekacauan yang disebabkan oleh Valentine, pada suatu malam, Clary mendapati dirinya mencium sahabatnya sendiri, Simon. Simon yang sudah lama mencintain Clary akhirnya mulai menjalani hubungan yang lebih dari sahabat dengan Clary. Namun semuanya menjadi kacau, ketika Clary, Simon, Jace, Isabelle dan Alec datang mengunjungi istana kediaman Ratu Seelie (ratu dari para peri). Di Istana itu, dengan suatu muslihat ratu terhadap Clary, ia tidak bisa meninggalkan istana kecuali ia mendapat sebuah ciuman yang sangat didambakannya. Kemarahan dan gelora membara di hati Jace, bagaimana mungkin ia harus mencium adiknya sendiri walaupun ia sangat ingin melakukannya. Namun tidak ada jalan keluar lain bagi Clary. Jace mencium Clary dengan lembut, namun perlahan-lahan menjadi gelora asrama yang membara di antara mereka sementara semua mata menatap mereka. Simon yang terbakar api cembur, setelah meninggalkan istana Ratu Seeli, kemudian pergi meninggalkan yang lainnya hingga membawanya tanpa sadar ke dalam sarang vampir.

Peristiwa demi peristiwa yang membingungkan terjadi di buku ini. Apalagi ketika Clary mendapati Simon bersimbah darah karena gigitan para Vampir. Belum lagi pertarungan para Nephilim melawan Valentine dan kumpulan iblis yang menjadi pengikutnya. Namun segala kejahatan yang dilakukan oleh Valentine membuat Jace dan Clary mulai memahami kekuatan yang terpendam dalam diri mereka masing-masing.
--------------------------------------------------

Seperti buku sebelumnya, di awal-awal kisahnya terasa membosankan. Mungkin karena terlalu banyak pemaparan. Ketegangan mulai dirasakan pada pertengahan cerita. Cassandra Clare berhasil membuat saya penasaran dengan kisah selanjutnya hingga tidak berhenti membalik halaman demi halaman. Hingga akhirnya saya tidak sabar untuk membaca segera kisah lanjutan dari petualangan dunia The Mortal Instuments ini. 
Saya hanyut dalam dunia imajinasi Cassandra Clare, yang tidak hanya menitik beratkan kisah pada hubungan Jace-Clary, tapi kisah petualangan secara keseluruhan. Untuk kisah ini saya berikan 4/5 bintang.

Selamat membaca semuanya .
 

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...